Selasa, 13 April 2010

Pemikiran Jalaludin Rakhmat Tentang Dakwah Islam


A. Latar Belakang Masalah

Islam adalah agama dakwah yang berisi tentang petunjuk-petunjuk agar manusia secara individual menjadi manusia yang baik, beradab, berkualitas dan selalu berbuat baik sehingga mampu membangun sebuah peradaban yang maju untuk menjadi sebuah tatanan kehidupan yang adil. Sebuah tatanan yang manusiawi dalam arti kehidupan yang adil, maju, bebas dari berbagai ancaman, panindasan, dan berbagai kekhawatiran.[1]

Hal senada juga diungkapkan oleh abdul Basith dalam bukunya Wacana Dakwah Kontemporer. Dia berpendapat Islam yang dibawa oleh Rasulullah Muhammad saw merupakan agama dakwah, yakni agama yang membawa ajaran-ajarannya untuk disampaikan kepada umat manusia. Hal ini sesuai dengan apa yang dinyatakan langsung olah al-Qur’an, “Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari tuhanmu dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya…(Qs. al-Maidah: 67).

Konsekuensi logis dari keberadaan Islam sebagai agama dakwah, maka Islam membutuhkan eksistensi dan peran dakwah. Dakwah merupakan sarana vital bagi proses perkembangan dan kemajuan islam, baik pada masa sekarang maupun di masa yang akan datang.

Oleh karena itu, dakwah merupakan sebuah keharusan bagi umat islam. Apalagi setelah Rasulullah wafat, kewajiban dakwah manjadi sebuah keniscayaan dan menjadi doktrin ilahiyah yang dinyatakan langsung di dalam al-Qur’an surat al-Imran ayat 104, “Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kapada kebajikan, menyeruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung”. Bagi seorang muslim, dakwah merupakan darah bagi tubuhnya. Artinya dakwah merupakan keharusan bagi seorang muslim untuk melaksanakannya.

Secara historis, kehadiran dan peran dakwah senantiasa berinteraksi dengan dinamika atau perubahan sosial yang terjadi di masyarakat.[2]

Mengingat dakwah tidak terlepas dari masyarakat, maka perkembangannya pun seharusnya berbanding lurus dengan perkembangan masyarakat. Artinya, aktifitas dakwah hendaknya dapat mengikuti perkembangan dan perubahan masyarakat. Selama ini aktifitas dakwah jauh tertinggal dengan perkembangan dan perubagan masyarakat sehingga dakwah terkesan jalan di tempat. Dakwah belum dijadikan pedoman atau panduan oleh masyarakat dalam menghadapi perubahan yang terjadi.

Dakwah merupakan ikhtiar untuk menanamkan keyakinan, menumbuhkan sikap, dan mendorong perilaku manusia menurut nilai-nilai aqidah islam agar dapat terealisasi dalam kehidupan pribadi, keluarga, dan masyarakat. Dengan demikian umat islam betul-betul menjadi umat yang terbaik (Khairul Umat), umat yang adil, serta terpilih (Ummatan Washatan).[3]

Hal senada juga di utarakan oleh Sukriyadi dalam bukunya Sembilan Pasal Pokok-pokok Filsafat Dakwah. Dia berpendapat bahwa dakwah di perlukan dan di butuhkan untuk mengaktualisasikan Syahadat Ilahiyyah ke dalam kenyataan hidup dan kehidupan manusia[4].

M. Arifin dalam bukunya Psikologi Dakwah, mengungkapkan bahwa dakwah merupaka kegiatan yang bersifat mengajak baik dalam bentuk lisan, tulisan, tingkah-laku dan sebagainya. Dakwah dilakukan secara sadar dan berencana dalam usaha mempengaruhi orang lain baik sacara individual maupun kelompok agar timbul di dalam dirinya suatu pengertian, kesadaran, penghayatan, dan pengamalan ajaran agama yang di bawa oleh aparat dakwah.

Dalam menjalankan aktifitas dakwah, terdapat tantangan, halangan, dan rintangan yang disebutkan diatas,[5] datang secara silih berganti sesuai dengan keadaan dan kebutuhan jaman. Namun demikian apapun alasannya, Amarma’ruf Nahi Munkar harus tetap dilaksanakan dalam kondisi bagaimanapun, kapanpun, dan dimanapun.

Maka dari itu, diperlukan sebuah upaya pengelolaan (manajemen) yang efektif dan efisien dengan memperhatikan semua unsur yang terkait di dalamnya. Semua unsur tersebut itu merupakan satu integritas yang saling mendukung dan tidak dapat di pisahkan.

Adapun unsur-unsur yang di maksud adalah sebagai berikut; Pertama, Da’i (komunikator) adalah subjek dakwah, yakni orang yang menyampaikan pesan dakwah (materi dakwah); Kedua, materi dakwah (ajaran islam), merupak isi pesan yang hendak disampaikan; Ketiga, metode dakwah, yaitu suatu rangkaian cara yang digunakan oleh da’i untuk mengampaikan pesan tersebut; Keempat, media dakwah, yaitu perangkat keras (alat) yang digunakan untuk menunjang penyampaian isi pesan dakwah; dan Kelima adalah mad’u (komunikan), yaitu objek dakwah atau orang yang akan menjadi sasaran dari aktifitas dakwah.[6]

Aktifitas dakwah yang berkembang di tengah masyarakat sekarang telah berkembang dalam bentuk beraneka ragam. Tetapi persoalannya apa yang selama ini telah mekar tersebut ternyata masih belum mampu mencerahkan, mengentaskan, memberdayakan dan mendewasakan masyarakat. Kenyataan yang ada, banyak aktifitas dakwah yang digerakan oleh berbagai elemen ormas yang terjebak karena pelembagaan organisasi yang kaku, dan membatasi gerak umat.

Dakwah islam semestinya menjadi landasan bertindak dalam berkreasi bagi umatnya, yang akan memberi ruang guna mengekspresikan nilai-nilai ajaran agama sesuai dengan potensi maupun daya serap umat itu sendiri. Dakwah semacam inilah yang diperlukan, bukannya dakwah yang menciptakan penjara baru dengan berbagai perangkat peraturan yang mengekang umat.[7]

Fenomena yang terjadi saat ini, arus globalisasi melaju begitu cepat seiring dengan kemajuan teknologi komunikasi dan informasi. Hal itu ibarat pedang bermata dua, satu sisi memiliki kekuatan konstruktif dalam menata peradaban manusia, sisi yang lain mampu menghancurkan tatanan sosial yang telah berkembang.

Penemuan baru dalam bidang teknologi komunikasi dan informasi telah menggiring masyarakat untuk melakukan berbagai perubahan budaya yang di awali dengan perubahan budaya komunikasi.[8]

Berbagai kegiatan komunikasi dakwah islam dalam segala aspek banyak di lakukan oleh tokoh-tokoh islam. Tokoh-tokoh dakwah yang melakukan berbagai formulasi dalam menyampaikan dakwahnya, seperti Jalaludin Rakhmat, M. Natsir. Mereka adalah pelaku dakwah yang membangun komitmen untuk mensyiarkan islam dengan lisan, tulisan, buku dan karya-karya ilmiah sebagai media dalam berdakwah.

Di antara kedua nama tersebut di atas, mungkin Jalaludin Rakhmat adalah yang paling populer dalam bidang Dakwah, komunikasi, dan kegiatan sosial. Karena beliau bukan hanya pelaku dakwah tetapi juga penulis buku -buku komunikasi, artikel dan karya ilmiah yang bernuansa dakwah islam.

Karena alasan itu pula, penulis lebih memilih Jalaludin Rakhmat sebagai tokoh atau aktifis dakwah yang terkemuka, beliau sangat peduli dengan kegiatan sosial kemasyarakatan, dan mau mengenal masyarakat lebih dekat, melalui karya-karya beliau.

Gaya tulisan yang khas dimiliki Jalal menjadikan setiap pembacanya seperti sedang berkomunikasi dengan penulis. Ciri khas tulisan beliau inilah yang kemudian oleh para pembacanya dijadikan media komunikasi. Ini membuktikan kedalaman pemahaman terhadap ilmu komunikasi yang dimiliki Jalaluddin Rakhmat. Beliau menganggap dengan komunikasi kita akan membentuk saling pengertian, menumbuhkan persahabatan, memelihara kasih sayang, menyebarkan pengetahuan dan melestarikan peradaban. Kang Jalal juga percaya bahwa, kualitas hidup kita, hubungan kita dengan sesama manusia dapat ditingkatkan dengan memahami dan memperbaiki komunikasi yang kita lakukan.[9]

Kang jalal adalah seorang da’i yang sejak dekade ’90-an sampai sekarang lebih tertarik pada materi-materi dakwah yang bernuansa sufistik (aspek batiniah) dari pada materi lainnya seperti fiqih. Kalaupun ia menjelaskan hal-hal yang bersifat fiqih sesungguhnya itu bukan keinginan beliau, tetapi karena jamaah yang menanyakan hal itu.[10]

Da’I menurut kang jalal harus menyesuaiakan dengan kondisi dimana kegiatan dakwah itu dilakukan. Karena dia memiliki tugas besar untuk membangun sebuah tatanan masyarakat yang bernuansa islam.[11]

Untuk itu, berangkat dari persoalan dan pandangan di atas, penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian tentang Dakwah islam Jalaludin Rakhmat. Besar harapan penulis, dari hasil penelitian ini mampu mendeskripsikan sebuah ide baru dalam aktifitas komunikasi dan dakwah islam sehingga hal itu dapat memperkaya khasanah ilmu dakwah islam yang harus selalu bisa memenuhi kebutuhan dan perkembangan zaman.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang penulis paparkan, masalah yang teridentifikasi di atas, maka masalah yang penulis pilih untuk dijadikan fokus dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah Pemikiran Jalaludin Rakhmat Tentang Dakwah Islam”

C. Sistematika Penulisan

Guna mempermudah dalam penulisan skripsi ini, penulis membuat sistematika sebagai berikut :

Bab I, merupakan pendahuluan yang terdiri dari Latar Belakang Masalah, Penegasan Istilah, Identifikasi Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Telaah Pustaka, Metode Penelitian dan Sistematika Penulisan.

Bab II, berisi tentang Epistimologi Dakwah Islam Kontemporer adapun pembahasannya; Definisi tentang Dakwah Islam, Dakwah Persepektif Histories dari Era Komunal Hingga Modern, Dakwah Menjadi Disiplin Ilmu Modern: Sebuah Kajian Ontologis dan Epistimologis, Unsur-unsur Komunikasi dalam Dakwah islam; Satu Integritas yang tidak dapat dipisahkan, serta Dakwah Islam Melalui Buku dan Karya Ilmiah sebuah Alternative Komunikasi Dakwah yang tidak pernah hilang.

Bab III, tentang Kang Jalal sebagai Ikon Da’I melalui Lisan, Tulisan dan Buku Karya Ilmiah, dalam bab ini akan di bahas Sejarah Hidup dan Riwayat Pendidikan dan Perjalanan Spiritual Kang Jalal, serta Perjalanan Karier dan Karya-karyanya.

Bab IV, Dakwah islam dalam pandangan Jalaludin Rakhmat. Isinya meliputi visi Jalaludin Rakhmat, alasan Kang Jalal Memilih Buku dan Karya Ilmiah sebagai Media Dakwah islam, serta Kang Jalal dan Implementasinya dalam karya-karyanya.

Bab V, adalah penutup yang meliputi kesimpulan dari penelitian ini, saran-saran dan kata penutup.

Daftar Pustaka

- Ali Aziz, Moh. Ilmu Dakwah. Jakarta: Kencana, 2004.

- Arifin. M. Psikologi Dakwah Suatu Pengantar Studi. Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2000.

- Basith Abdul. Wacana Dakwah Kontemporer. Yogyakarta: STAIN Purwokerto Press bekerjasama dengan Pustaka Pelajar, 2006.

- Basith Abdul. Dakwah Antar Individu Teori dan Aplikasi”. Yogyakarta: STAIN Purwokerto Press bekerjasama dengan Grafindo Litera Media, 2008.

- Munawir Fajrul. M. Jurnal PMI “Dialektika Islam Liberal dan Islam Fundamental”Catatan Pinggir Bagi Desain Pengembangan Masyarakat Islam. Yogyakarta: Fakultas Dakwah UIN Sunan Kalijaga, 2003.

- Muchtarom Zaini. Dasar-dasar Manajemen Dakwah. Yogyakarta: al-Amin dan IKFA Sunan Kalijaga, 1996.

- Rosyidi. Dakwah Sufistik Kang Jalal. Jakarta: Paramadina, 2004.

- Saeful Muhtadi Asep. Jurnalistik Pendekatan Teori dan Praktek. Jakarta: Logos, 1999.

- Sukriyadi Sambas. Sembilan Pasal Pokok-pokok Filsafat Dakwah. Bandung: KP HADID Fakultas Dakwah IAIN Gunung Djati.1999.

- http://afkarcircle.blogspot.com/2009/08/komunikasi-dakah-jalaluddin-rakhmat.html

- http://afkarcircle.blogspot.com/2009/08/komunikasi-dakwah-jalaluddin-rakhmat_19.html



[1] Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah. Jakarta: Kencana, 2004. hal. 1

[2] Abdul Basith, Dakwah Antar Individu Teori dan Aplikasi, Yogyakarta: STAIN Purwokerto Press bekerjasama Grafindo Literia Media, 2008, hal. 3.

[3] Zaini Muchtarom. Dasar-dasar Manajemen Dakwah. Yogyakarta: al-Amin dan IKFA Sunan Kalijaga 1996. hal. 14.

[4] Sukriyadi Sambas. Sembilan Pasal Pokok-pokok Filsafat Dakwah. Bandung: KP HADID Fakultas Dakwah IAIN Gunung Djati.1999. hal. 11.

[5] Abdul Basith, Wacana Dakwah Kontemporer, Yogyakarta: STAIN Purwokerto Press bekerjasama dengan Pustaka Pelajar, 2006. hal. 3-5

[6] M. Arifin. Psikologi Dakwah Suatu Pengantar Studi. Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2000. hal. 6.

[7] Fajrul Munawir. M. Jurnal PMI “Dialektika Islam Liberal dan Islam Fundamental”Catatan Pinggir Bagi Desain Pengembangan Masyarakat Islam. Fakultas Dakwah UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2003. hal.34.

[8] Asep Saeful Muhtadi. Jurnalistik Pendekatan Teori dan Praktek, Jakarta: Logos, 1999. hal. 45.

[10] Rosyidi, Dakwah Sufistik Kang Jalal, Jakarta: Paramadina, 2004. hal.114.

1 komentar:

  1. Gambling in casinos | DRMCD
    Gambling in casinos. The casino software 남양주 출장안마 developer is known 서귀포 출장안마 for the fact that there 충주 출장마사지 are dozens of gambling 광양 출장안마 companies online, and 전라남도 출장마사지 it is very easy to find

    BalasHapus